Al-Quran senantiasa menuntun manusia untuk berpikir dan merenung.
Dengan merenung, bisa diarahkan untuk mengingat Allah Subhanahu wa-ta’ala (SWT).
Mengingat Allah dan merenungi kebesaranNya adalah ibadah yang sangat utama bagi seorang hamba. Merenung, atau yang biasa disebut dengan tafakur adalah perbuatan yang terpuji bagi Allah.
Tafakur artinya merenung dalam Islam. Anjuran bertafakur kerap dijumpai dalam Al Quran. Namun, apa sebenarnya arti tafakur?
Tafakur mengandung arti memikirkan, merenungkan, mengingat Allah melalui segala ciptaanNya yang tersebar di langit dan bumi.
Dalam bertafakur, subjeknya merupakan keimanan yang kuat dan objeknya tidak hanya pada suatu yang sifatnya empiris. Orang yang bertafakur akan dapat menembus realitas untuk masuk kepada sang pencipta. Berbeda dengan berpikir biasa yang hanya sebatas memecahkan masalah dalam urusan dunia.
Sebuah hadis riwayat Ibnu Hibbah dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Berpikir sesaat jauh lebih baik daripada beribadah seribu tahun.” Dalam hadis tersebut menegaskan bahwa seseorang yang bertafakur tentu mendapatkan perhatian yang baik dalam Islam.
Cara Bertafakur, Dijelaskan oleh para ulama, ada 5 bentuk tafakur yang bisa kita lakukan.
- Merenungi Ayat-Ayat Allah
Ayat-ayat yang diturunkan Allah dalam Al-Quran bukan hanya harus dibaca, namun juga harus direnungi. Dengan merenungi ayat-ayat Allah, mencari tahu tentang sebab turunnya dan kisah yang melatar belakanginya, kita jadi lebih mudah memahami ajaran Rasulullah dan perintah Allah.
- Merenungi Nikmat Allah
Allah dengan kasih
SayangNya telah menjadikan kita memperoleh banya kebaikan. Sebagai manusia, tentunya kita tidak bisa menghitung seluruh nikmat dari Allah. Mulai dari nikmat hidup, nikmat iman, nikmat berupa fasilitas dan kemudahan hidup, dan sebagainya. Terlalu banyak nikmat Allah yang tidak bisa kita identifikasi satu persatu.
- Merenungi Janji-Janji Allah
Dalam Al-Qur’an, ada banyak janji-janji yang Allah berikan kepada kita. Janji-janji kebaikan di dunia akhirat akan kita raih jika kita melakukan semua perintah Allah. Bertafakur atas janji-janji dapat dilakukan dengan melihat kehidupan kita setelah mengikuti segala perintah Allah.
- Merenungi Peringatan Allah
Allah adalah Dzat yang Maha Adil. Selain akan memberikan nikmat dan kemudahan kepada hamba yang bertaqwa, Allah juga akan meberi peringatan kepada hamba yang melampaui batas.
- Merenungi Kelalaian Diri dalam Menjalankan perintah Allah
Tidak ada manusia yang sempurna, dan itu harus kita renungkan. Begitu banyak nikmat Allah, namun banyak juga dosa yang kita lakukan.
Allah sangat senang dan memberi kedudukan kepada orang-orang yang suka berpikir.
Tafakur juga telah disebutkan dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 190-191.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Memperbanyak tafakur tentang kelalaian diri sendiri akan membuat orang merasa malu dihadapan RabbNya.
Hal ini akan membuatnya tidak sempat mencari kesalahan-kesalahan orang lain dan melahirkan sikap tawadhu dalam diri.