Dampak Pola Asuh terhadap Perkembangan Anak

Anak   adalah   anugerah   yang   menyejukkan mata  dan  ini  adalah  nikmat  dari  Allah SWT. Setiap  orang  tua  pasti  menginginkan  anak yang sholeh, sholehah taat pada Allah swt dan orang   tua. Keluarga  merupakan  forum  pendidikan  yang pertama  dan utama  dalam sejarah  hidup anak  dalam pembentukan   karakter   manusia   itu   sendiri. Anak juga harus mendapatkan pola asuh yang penting dari orangtua.

            Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional, sosial dan intelektual. Jika orang tua dan lingkungan mendukung dengan harmonis, maka anak dapat tumbuh dengan jiwa, fisik, sosial, dan intelektual yang sehat. Maka dari itu, Olah asuh orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk perkembangan anak.Baik secara fisik, emosional, sosial, maupun kognitif. Cara orang tua mendidik dan berinteraksi dengan anak akan mempengaruhi bagaimana anak tersebut tumbuh dan berperilaku di masa depan.

Ada 3 jenis pola asuh yaitu :

1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh di mana orang tua menerapkan peraturan yang kaku dan menuntut kepatuhan penuh dari anak. Komunikasi dalam pola asuh ini bersifat satu arah, di mana orang tua memberikan arahan dengan tegas tanpa adanya perlawanan. Jika arahan bersifat positif, seperti membiasakan sholat lima waktu, maka anak dapat berkembang dengan disiplin dan tanggung jawab.
Namun, di sisi lain, pola asuh otoriter memiliki dampak negatif, terutama jika anak merasa tertekan atau bosan dengan aturan. Beberapa anak mencari pelarian dengan berperilaku negatif, seperti merokok atau bahkan kabur dari rumah, sebagai bentuk perlawanan ketegasan orang tua. Sikap memaksa tanpa memberi ruang bagi anak untuk menyampaikan pendapat dapat berdampak buruk pada psikologis mereka.

2. Pola asuh demokratis

Dalam pola asuh ini, orang tua memprioritaskan kepentingan anak tetapi tetap mengendalikan mereka dengan tegas. Orang tua memberikan hukuman secara bijak tanpa kekerasan serta mendekati anak dengan sikap yang hangat. Pola asuh demokratis memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak.
Dari sisi positif, parenting ini membantu anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan memiliki kemampuan berpikir kritis karena orang tua memberikan kebebasan berpendapat serta dukungan emosional yang seimbang. Namun, di sisi negatif, jika orang tua tidak menerapkan aturan dengan konsisten, anak bisa menjadi terlalu bebas dan sulit menerima batasan. Terutama, jika orang tua terlalu longgar dalam memberikan aturan. Selain itu, jika orang tua tidak berkomunikasi secara efektif, anak bisa merasa bingung dalam mengambil keputusan karena menerima terlalu banyak pilihan tanpa arahan yang jelas.

3. Pola asuh permisif

Pola asuh ini membuat orang tua memberikan kebebasan pada anak tanpa kontrol. Orang tua tidak menegur atau memperingatkan ketika anak melakukan hal yang merugikan diri sendiri maupun keluarga. Mereka hanya sedikit memberikan bimbingan yang mendidik tetapi sering memanjakan anak. Apa pun yang anak minta, selalu dituruti oleh orang tua. Pola asuh permisif memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak.
Dari sisi positif, anak yang dibesarkan dengan cara ini cenderung memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri, lebih kreatif, serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Namun, dampak negatifnya adalah anak bisa menjadi kurang disiplin, sulit mengendalikan diri, dan cenderung kurang bertanggung jawab karena terbiasa mendapatkan kebebasan tanpa batasan yang jelas. Selain itu, orang tua yang menerapkan pola asuh permisif mungkin membuat anak kesulitan menghormati otoritas dan menghadapi tantangan dalam kehidupan sosial karena mereka tidak terbiasa dengan aturan dan konsekuensi yang tegas.

Parenting yang diterapkan oleh orang tua memiliki dampak langsung terhadap perkembangan anak. Pola asuh otoritatif dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif dalam mendukung perkembangan positif anak. Namun, penting bagi orang tua untuk menyesuaikan pola asuh dengan kebutuhan dan karakteristik.

#polaasuhanak #mufakatalbanna #mufakat #yayasankalibaru #yayasancilincing

Bagikan artikel ke media sosial anda:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *