INNALILLAHI WA INNALILLAHI ROJIUN turut berduka cita berpulangnya saudara/saudari kita semua kita doa kan semoga beliau diterima disisi Allah aamiin allahumma aamiin🤲 kita doa kan juga untuk keluarga yang ditinggalkan semoga selalu diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam merelakan keluarga mereka aamiin 🤲
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan ratusan suporter Arema atau Aremania menjadi sebuah bencana yang mengerikan bagi Indonesia, khususnya pecinta sepak bola, Sabtu (1/10) malam.
Di tingkat global, jumlah kematian Tragedi Kanjuruhan sejauh ini menjadi ‘tiga besar bencana sepak bola’ setelah mimpi buruk yang terjadi di Lima, Peru pada 1964 silam dan Ghana pada 2001 lalu. Jumlah korban yang banyak itu pun sama-sama diduga akibat penggunaan gas air mata di dalam stadion yang digunakan aparat untuk membubarkan massa.
Di Kanjuruhan, tragedi yang terjadi setelah Arema FC selaku tuan rumah dikalahkan Persebaya dengan skor 2-3, penanganan kerusuhan oleh aparat dengan menggunakan gas air mata di dalam stadion menuai kritikan tajam. Pasalnya, FIFA saja di dalam aturannya telah menekankan larangan penggunaan senjata api dan gas (crowd gas).
Hingga kemarin siang, korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan sebelumnya disebut mencapai 174 orang. Namun, belakangan pemerintah dan kepolisian meralatnya jadi 125 suporter dengan dalih diduga ada pencatatan ganda korban.
CNNIndonesia.com merangkum sejumlah fakta dari tragedi Kanjuruhan yang telah mendapatkan perhatian global tersebut:
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan terdapat 125 orang tewas dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Konfirmasi saat ini terverifikasi meninggal dunia dari awal informasi 129, saat ini data terakhir hasil pengecekan DVI dan Dinkes jumlahnya 125 orang,” ujar Listyo di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10) malam.
Listyo menjelaskan berkurangnya jumlah korban meninggal dunia disebabkan oleh data ganda. Adapun Tim DVI Mabes Polri dikerahkan untuk mengidentifikasi ratusan korban tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten dan Kota Malang menyatakan jumlah korban tewas dalam peristiwa dimaksud mencapai 131 orang. Data itu berdasarkan laporan pada Minggu (2/10) hingga pukul 14.53 WIB.
Sedangkan BPBD Provinsi Jawa Timur menyatakan ada 174 orang meninggal dunia. Data itu diperoleh BPBD Provinsi Jawa Timur pada Minggu hingga pukul 10.30 WIB.
Kekinian, Menko PMK Muhadjir Effendy mengonfirmasi angka korban tewas yang disebutkan kepolisian yakni 125 jiwa.
“Hasil akhir dari korban yang sudah diverifikasi semua pihak termasuk Polri dan penyelenggara ada 448 korban,” kata Muhadjir usai rapat koordinasi di Pendopo Panji, Kepanjen, Malang, Senin (3/10), seperti dikutip detikcom.
Muhadjir kemudian menjabarkan dari total korban tersebut, 125 orang meninggal dunia, 302 orang mengalami luka ringan, dan 21 orang menderita luka berat.
Ia berharap dengan pernyataannya, tak ada lagi simpang siur informasi mengenai korban tragedi Kanjuruhan Malang tersebut.
Penulis Nurul