Manusia yang Paling Bahagia
Setiap manusia di dunia pasti ingin menjadi makhluk yang berbahagia, baik di dunia terlebih di akhirat kelak. Namun terkadang banyak diantara mereka yang menafsirkan kemudian menerapkan dalam kehidupan di dunia berbeda beda, tapi rata rata kebanyakan bahwa untuk bahagia dunia harus dengan harta yang melimpah, tapi sebenarnya siapa manusia yang paling berbahagia itu?
Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang berhenti nafasnya namun tak berhenti pahalanya.
Memperbanyak amal sholih yang terus mengalir apapun bentuknya sebagai bekal abadi diakhirat kelak.
Hal yang paling penting dan perlu diketahui bahwa kebahagiaan itu terutama terletak di hati, bukan pada harta, jabatan dan kedudukan. Hal ini sederhana, tetapi banyak dilupakan dan dilalaikan oleh mansuia. Mereka tertipu dengan dunia dan gemerlap dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Yang namanya kaya (ghina’), bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salah satu tanda kebahagiaan sejati yang juga sering dilupakan manusia adalah bahagia dengan membahagiakan orang lain atau senang karena membuat senang orang lain
Ibnu Qudamah pernah ditanya : “Siapakah sebenarnya orang yang paling berbahagia itu ? ”
Ia menjawab :
“Orang yang bahagia sebenarnya adalah orang yang apabila nafasnya berhenti, pahalanya tetap mengalir.”
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰ ثَا رَهُمْ ۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْۤ اِمَا مٍ مُّبِيْنٍ
“Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz).” (QS. Ya-Sin 36: Ayat 12).
Oleh karena itu, jangan sampai seseorang bercita-cita meraih kebahagiaan di dunia saja. Karena dunia itu bersifat sementara, akan hancur dan sangat hina di sisi Allah Ta’ala. Sesungguhnya Allah Ta’ala mencela orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada-Nya hanya untuk mendapatkan kebaikan dunia.
رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَاالنَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Itulah orang-orang yang oleh Imam Ibnu Qudamah disebut sebagai orang yang paling bahagia. Nafasnya berhenti, pahalanya tetap mengalir!
Rasulullah SAW pernah berpesan pada kita bahwa sebaik-baik manusia adalah yang usianya panjang dan perbuatannya baik. Dan seburuk-buruknya mereka adalah yang usianya panjang dan buruk perbuatannya.
Maka, manfaatkan usia dengan baik dan gunakanlah untuk investasi akhirat sebanyak-banyaknya.