Mengajarkan umatnya untuk Berkarya dan Terampil.

Mengajarkan umatnya untuk Berkarya dan Terampil. Karenanya banyak pesan-pesan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam yang memerintahkan umatnya bekerja, memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya sendiri, bukan menjadi peminta-minta.

Berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus.

Sebagai makhluk sosial yang merupakan bagian dari aktualisasi sebagai makhluk berketuhanan, mereka harus menjalin silaturrahim dan kerja sama yang baik, jujur, amanah, yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza Wajalla (H.R. Ahmad).

Melengkapi berkarya dan terampil dalam bekerja keras adalah praktek bersikap dan berperilaku mencontoh Rasulullah yaitu bersifat siddiq, fathonah, amanah dan tabligh agar kita diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Sifat siddiq adalah dapat dipercaya dan jujur. Sifat fathonah adalah harus pintar. Sifat amanah adalah melaksanakan tugas yang dibebankan dan tabligh adalah mampu melakukan komunikasi yang baik.

Setiap orang islam seharusnya mampu berkarya dalam hidup sehari-hari, karena setiap orang islam mempunyai tujuan yang mulia yang ingin dicapai, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)

Semua manusia di dunia ini diciptakan oleh ALLAH dengan diberi akal dan dengan akal itu manusia dapat berpikir secara rasional. Dengan akal pula manusia dapat belajar sehingga memperoleh ilmu pengetahuan yang bermacam-macam. Kemudian dengan ilmu pengetahuan itulah manusia dapat mengadakan perubahan-perubahan social dan mencapai kemajuan dalam hidupnya.

Dengan demikian, menjadi Muslim terampil pada dasarnya adalah kebutuhan, agar diri tak menjadi beban orang lain dengan hanya bisa berpangku tangan. Jadi, belajarlah dan asahlah skill yang ada pada diri untuk mendapatkan keridhoan Allah Ta’ala semata.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *