Semua Ada Masanya

Semua Ada Masanya

 “Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya” itu kalimat yang tepat menggambarkan perjalanan hidup manusia. Setiap orang ada masanya, ada usianya. Manusia lahir dan berkembang, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan mati. Itulah umumnya siklus hidup manusia. Bukan cuma di kehidupan, pada pekerjaan pun, khususnya jabatan seperti itu, dilantik bekerja, selesai, dan diganti.

“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh…” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra,).

Begitulah proses penciptaan manusia. Setiap insan telah melaluinya, langkah demi langkah. Setiap tahapan dalam proses pun telah diperhitungkan dengan cermat, tepat dan tanpa cacat sedikitpun. 

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, Aada waktu untuk meratap ada waktu untuk menari. 

Mengapa diperlukan proses tersebut? Bukankah Allah mampu menciptakan semua manusia sekaligus bila Ia menghendaki? Lagi pula hanya Dialah Allah Sang Maha Kuasa, Maha Mengetahui?

Proses tersebut diciptakan dan di dalamnya terkandung makna luar biasa. Sungguh Allah sebenarnya telah mendidik hamba-hambaNya semenjak ia berada dalam perut ibundanya, tarbiyah istimewa dariNya yakni tentang kesabaran. Ada proses yang harus dilalui dan itu membutuhkan kesabaran. 

Kesabaran terhadap segala sesuatu yang telah ia tetapkan, kesabaran dalam menjalani perintah-perintahNya, meski sungguh teramatlah mudah bagi Allah sang Maha Pencipta untuk menciptakan manusia sekaligus membuat mereka semua patuh. 

Namun Allah menghendaki manusia menjalani proses dan bagaimana menjalani tahapan demi tahapan dengan bersabar.

Suatu ketika, Rasulullah SAW memberi petuah soal hakikat dan pentingnya waktu atau masa. Hadis yang diriwayatkan Imam al-Hakim ini sangat masyhur di kalangan umat Islam, tapi hanya sedikit yang menjaganya dengan baik. Beliau SAW hendak mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu ada masanya dan akan berakhir pada saatnya.

Artinya, tidak ada yang abadi di dunia ini karena semua akan berakhir seiring bergantinya waktu. Kita renungkan pesan Nabi SAW berikut ini, “Gunakanlah lima masa (kesempatan) sebelum tiba lima masa (kesempitan). Masa mudamu sebelum tuamu. Masa sehatmu sebelum sakitmu. Masa kayamu sebelum fakirmu. Masa luangmu sebelum sibukmu. Masa hidupmu sebelum kematianmu.”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *