Psikosomatis merupakan hubungan antara pemikiran atau psikis yang bisa mempengaruhi kondisi tubuh atau sebaliknya. Psikosomatis adalah bentuk macam-macam penyakit fisik yang ditimbulkan oleh konflik psikis dan kecemasan-kecemasan kronis. Psikosomatik merupakan gangguan fisik yang disebabkan faktor kejiwaan dan sosial. Gangguan Psikosomatik dapat terjadi pada semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Munculnya keluhan psikosomatik pada seseorang biasanya diawali dari masalah kesehatan mental yang dialaminya, seperti takut, stres, depresi, atau cemas. Mereka yang mengidap penyakit ini memiliki gejala yang dapat bervariasi dari satu orang ke orang yang lain. Gejala bisa berubah-ubah tergantung dari kondisi psikologis seseorang.
Pikiran seseorang bisa menyebabkan munculnya gejala atau perubahan fisik pada tubuhnya. Emosi yang menumpuk dan memuncak dapat menimbulkan goncangan dalam diri seseorang yang bila berkepanjangan dapat menyebabkan munculnya perasaan tertekan, cemas, kesepian dan bosan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Selain itu beberapa penyakit fisik juga dapat diperburuk oleh faktor mental seperti stress dan kecemasan. Gambaran sederhana dari kondisi ini bisa jadi ia akan mengalami gejala berupa keringat dingin, detak jantung menjadi cepat, mual hingga muntah, sakit kepala, sakit perut, hingga nyeri otot. Gangguan psikosomatik juga bisa berupa memburuknya penyakit fisik yang sudah ada akibat pengaruh kondisi psikis, emosi, atau pikiran. Contoh kondisi fisik yang bisa diperparah oleh faktor psikis adalah sakit maag, psoriasis, eksim, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Gangguan psikosomatis merupakan kondisi yang umumnya terjadi karena stres. Penyakit ini melibatkan pikiran dan tubuh, dan berujung pada munculnya penyakit fisik. Gangguan psikosomatis menyebabkan pikiran memengaruhi tubuh, dan pada akhirnya menyebabkan penyakit muncul atau penyakit bertambah parah. Penyakit yang berkaitan dengan penyakit psikosomatis diantaranya yaitu penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan hipertensi, dikarenakan penyakit ini meningkatkan gejala psikosomatis sekitar 20% hingga 60%. Selain itu penyakit yang berkaitan dengan penyakit psikosomatis yaitu penyakit jantung koroner, stroke, parkinson, kanker dan tumor.
Kondisi-kondisi tersebut yang kemudian disebut sebagai penyakit fisik akibat pikiran. Perubahan fisik akibat gangguan psikosomatis terjadi karena adanya peningkatan aktivitas listrik atau impuls saraf dari otak ke seluruh tubuh. Kondisi ini juga berkaitan dengan pelepasan zat adrenalin ke dalam darah, sehingga muncul gejala-gejala penyakit fisik. Meski penyebabnya belum diketahui dengan jelas, impuls saraf diduga menjadi salah satu alasan munculnya gejala fisik karena kondisi pikiran. Untuk mengenali hal ini butuh pendekatan yang tidak mudah, tetapi kita bisa mengenali diri kita sendiri dengan beberapa faktor diantaraya yaitu mood depresi dan kehilangan interest atau kehilangan kesenangan. Selain itu ada gejala yang menyertai yaitu gangguan tidur, biasanya pada depresi orang akan mudah tidur tetapi setelah terbangun dia akan susah untuk tertidur lagi. Selain itu ada gejala penurunan konsentrasi hingga yang paling parah yaitu ada keinginan untuk bunuh diri.
Untuk penggolongan depresi ada gejala depresi minor dan mayor. Untuk gejala depresi minor akan dilakukan terapi untuk psikoterapi, terapi yang digunakan untuk menghilangkan keluhan dan mencegah kambuhnya psikologi dengan pentilasi, edukasi dan motivasi. Sedangkan untuk gejala depresi mayor akan diobati dengan obat. Untuk pencegahan penyakit psikosomatis dimulai dari sendiri, yaitu ketika menghadapi permasalahan untuk bersikap dengan mengubah pola pikir negatif menjadi pola pikir positif, baik dalam segi agama maupun masyarakat atau sosial. Dalam hal ini akan ada pendekatan-pendekatan agama misalkan menjadi lebih pasrah, kemudian untuk fisik ada terapi seperti pelatihan nafas, yoga dll. Secara sosial bisa mencari teman untuk ngobrol atau meminta saran dengan teman agar permasalahan tidak dipendam sendiri.
Penting untuk diakui bahwa pikiran memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan kita. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa stres kronis dan kecemasan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, dan gangguan kekebalan tubuh. Perasaan negatif yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada tingkat seluler. Mempertahankan pikiran yang sehat dan positif sangat penting untuk kesejahteraan kita, tetapi tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya faktor penentu penyakit. Upaya harus dilakukan dalam menjaga keseimbangan yang baik antara faktor psikologis, fisik, dan lingkungan dalam menjaga kesehatan yang optimal. Orang yang didiagnosa dengan gangguan psikosomatis tentunya yang terbaik adalah berkonsultasi dan ditangani langsung oleh psikolog atau psikiater karena gangguan ini bersifat kejiwaan.
#kesehatan #artikel #fisik #ganguanpsikosomatis #pikiran #perawatan #dokter #terapi #psikolog #kejiwaan #fisiktubuh #jagakesehatan #polamakan #polaistiharat #polatidur #kecemasan #mabifoundation #kalibaru #cilincing #jakartautara