Pada dasarnya kehidupan manusia berjalan sesuai kehendak Allah bukan keinginan manusia, hanya terkadang kehendak Allah sama dengan keinginan kita. Namun pada dasarnya manusia tidak berkuasa mengatur peristiwa yg menimpa dirinya. Jadi supaya hidupnya tentram, manusia perlu menyadari realita tersebut. Bentuk ujian pada manusia bisa berupa musibah atau berwujud nikmat. Saat menerima ujian berupa musibah, maka manusia menghadapinya dengan kesabaran. Saat ujian berbentuk nikmat, maka perlu dihadapi dengan kesyukuran. Tantangan terberat manusia adalah untuk tetap istiqomah dalam kesabaran atau kesyukuran, ketika sebuah ujian nikmat atau musibah berlangsung dalam jangka waktu lama.
Segala sesuatu yang dikerjakan hendaknya diawali dengan niat yang baik terlebih dahulu. Dengan niat yang ditujukan untuk mengharapkan ridho Allah semata. Seseorang akan lebih ringan dan mudah menjalankan segala perintahNya. Istiqomah adalah apabila hati telah istiqomah kepada Allah, takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, menjadikan-Nya tujuan, tumpuan harapan, berdoa, tawakkal kepada-Nya dan berpaling dari yang selain-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah, bahwa di dalam badan terdapat segumpal darah. Jika ia baik, maka semua aggota badan akan baik. Jika ia rusak, maka semua anggota badan akan rusak. Segumpal darah tersebut adalah hati” [H.R. Ibnu Majah].
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَا فُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَ بْشِرُوْا بِا لْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.””
(QS. Fussilat 41: Ayat 30)
Istiqomah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Orang yang istiqomah akan dijauhkan oleh Allah Swt dari rasa takut dan sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang. Orang yang istiqomah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia tekun dan ulet. Dan Orang yang istiqomah selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu dilindungi oleh Allah swt.
Satu di antara hal tersulit dalam menjalani kehidupan adalah tetap fokus dan konsisten dengan tujuan hidup. Istiqomah bukan perkara yang mudah Allah SWT sangat mencintai hambanya yang senantiasa istiqomah. Dalam sebuah proses, kegagalan adalah hal yang biasa terjadi. Kita bisa menjadikan kegagalan ini sebagai motivasi dan pelecut semangat untuk menjadi lebih baik. Begitu pula ketika seseorang yang mencoba untuk istiqomah. Meski perbuatan dari arti istiqomah itu kecil dan sepele, bila dilakukan terus-menerus akan lebih bisa memberikan berkah pada pelakunya.
Seseorang yang memiliki sifat istiqomah mirip dengan batu karang yang berada di tengah lautan yang tidak bergeser sedikit pun, meskipun dihantam oleh gelombang yang besar. Sikap istiqomah memang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Tanpa sikap itu, seseorang akan mudah terpengaruh arus buruk. Di balik kata istiqomah ada perjuangan yang kuat, pengorbanan yang banyak, dan doa yang tidak pernah berhenti. Betapa banyak kegetiran dan kesulitan yang dialami, yang bisa memalingkan jalan ibadah. Kecuali untuk orang-orang yang bersabar dan selalu istiqomah. Semoga kita mampu menjadi orang yang istiqomah dalam pendirian kita.
#artikel #istiqomah #tawakal #berserahdiri #optimis #percayadiri #percayaallah #penuhkeyakinan #novmi #tawadu #kerjakeras #bersyukur #mabifoundation #kalibaru #cilincing #jakartautara