Orang Bodoh dalam Islam

Orang Bodoh dalam Islam

Kebodohan merupakan salah satu perkara yang amat dibenci oleh Rasulullah SAW. Sebagimana perkara yang lain seperti penyakit hati. Betapa kebodohan dapat menjadi sebuah pedang yang tajam karena pada dasarnya kebodohan merupakan sifat yang amat disukai oleh iblis dan syaiton. Terfapat perbedaan antara ketidaktahuan dan kebodohan.

Orang bodoh adalah seseorang yang gemar mengganggu orang lain dengan ucapannya yang menghina, mengejek, dan memfitnah.

Orang-orang bodoh semacam ini tidak perlu ditanggapi atau dipedulikan. Jangan biarkan mereka mengisi ruang kehidupan dan pikiran kita.

Islam sendiri mengartikan kebodohan sebagaimana zaman Jahilliyah, ketika itu banyak orang yang tersesat karena kebodohannya. Sehingga kemudian Allah menurunkan wahyu pertamanya yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Dalam ayat pertamanya bermakna “Bacalah”, artinya bahwa manusia harus selalu belajar agar tidak terjerumus dalam kebodohan. Sebagaimana firman Allah SWT berikut :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ شَرَّ الدَّوَآ بِّ عِنْدَ اللّٰهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ

“Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak mengerti.”
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 22)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda: “Orang pintar ialah siapa saja yang menundukkan jiwanya untuk melakukan ketaatan kepada Allah, dan ia selalu beramal (sebagai bekal) untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh (lemah) itu ialah siapa saja yang selalu mengikuti bisikan (buruk) jiwanya, dan ia berangan-angan tinggi kepada Allah (namun tanpa disertai iman dan amal).”
Orang bodoh bukan berarti orang yang tidak berpendidikan.

Orang yang bergelar doktor pun bisa menjadi orang bodoh. Karena, kebodohan tidak berkaitan dengan ijazah. Kebodohan erat kaitannya dengan akhlak.

Orang yang bodoh adalah orang yang tidak taat dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Selama dia melakukan maksiat, maka ia bodoh. Kebodohan tentang akhirat, dan kebodohan tentang surga dan neraka, membuatnya jatuh ke dalam maksiat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *