Zalim adalah tindakan menganiaya kapada sesama manusia maupun diri sendiri. Sementara, menurut Islam, zalim adalah tabiat dan watak yang ada dalam diri manusia. Zalim tergolong ke dalam salah satu sifat tercela. Perbuatan zalim bahkan berdampak pada rusaknya keimanan seseorang, mendatangkan keburukan, hingga memutus tali silaturahmi. Kezaliman adalah perkara berbahaya yang tidak bisa diremehkan. Islam melarang segala bentuk kezaliman, baik itu kepada diri sendiri, sesama manusia, bahkan kepada hewan dan tumbuhan. Semua manusia memiliki potensi untuk berbuat zalim. Itu karena manusia memiliki hawa nafsu. Zalim adalah salah satu perbuatan yang diharamkan oleh Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Qudsi. “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya aku telah mengharamkan zalim atas diri-Ku. Dan, aku jadikan perbuatan harap di antara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat zalim.”
Kalimat zalim dapat digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidakadilan, dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan. Orang yang melewati batas yang dikerjakan sehingga dia berbuat sesuka hatinya. Orang-orang yang tidak memenuhi hak orang lain maka disebut zalim. Orang-orang yang zalim berada di dalam kesesatan yang nyata. Orang-orang yang menyembah Tuhan selain Allah adalah orang yang bodoh, sesat, dan memperturutkan hawa nafsunya. Mereka adalah orang yang zalim kepada dirinya sendiri, sehingga mereka ditimpa azab karena memperturutkan hawa nafsunya.
Perbuatan zalim adalah salah satu perbuatan yang dapat dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Dalam sebuah hadits dikatakan pelaku kezaliman sering ditunda azabnya oleh Allah SWT. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah terus menunda azab bagi orang zalim, dan jika Dia mengazabnya, maka si zalim itu tidak akan mampu lolos darinya,” Lalu Rasulullah membacakan ayat yang berbunyi, “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras,” (QS Hud: 102). Penundaan azab itu menunjukkan bahwa ketika kezaliman telah sampai pada batasnya seperti gelas yang sudah terlalu penuh, maka sewaktu airnya tumpah tidak ada yang mampu menahannya.
Dalam menjalankan alam semesta, Allah SWT memiliki hukum-hukum tertentu yang tidak pernah berubah. Berdasarkan hukum tersebut pula orang zalim diibaratkan sebilah pedang di genggaman Allah, Nabi SAW menyatakan dalam sebuah hadits, “Seorang zalim adalah (alat) keadilan Allah di Bumi. Allah menimpakan balasan (kepada pihak lain) dengan menggunakan dia, lalu Dia menjatuhkan balasan-Nya kepadanya,” Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هٰذَا خَلْقُ اللّٰهِ فَاَ رُوْنِيْ مَا ذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖ ۗ بَلِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh (sesembahanmu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Luqman 31: Ayat 11)
Ketika seseorang berbuat zalim, maka kezalimannya itu dapat mendatangkan bencana dan malapetaka. Azab dari para pelaku zalim yaitu tidak mendapat bantuan Allah, baik di dunia maupun akhirat. Mereka yang melakukan kezaliman di dunia, kelak di akhirat akan dikumpulkan di Padang Mahsyar dan diadili satu persatu. Mereka yang zalim itu akan dimintai pertanggungjawaban atas kelakukan mereka di dunia. Tak hanya itu, amal kebaikan mereka akan dikurangi sebesar kezaliman mereka hingga tak tersisa. Jika amal kebaikan mereka telah habis diberikan kepada orang-orang yang terzalimi, maka amal buruk dari orang yang terzalimi akan diberikan kepada orang yang menzalimi. Begitulah kondisi orang yang zalim di akhirat, ia akan bangkrut dan merugi. Allah swt dalam Al-Qur’an memberikan peringatan yang sangat tegas perihal larangan berbuat zalim, dan ancamannya, orang-orang yang berbuat zalim tidak hanya mendapatkan dosa namun juga mendapatkan laknat dari Allah dan siksa yang pedih dalam neraka.
Imam Abul Hasan al-Mubarakfuri dalam kitab karyanya mengatakan pembelaan dari Allah kepada orang-orang yang dizalimi. Allah tidak akan pernah lupa pada orang-orang yang pernah berbuat zalim dan orang yang dizalimi akan senantiasa mendapatkan pembelaan dari Allah untuk membalaskan perbuatan zalim yang diperbuat kepada mereka sekalipun harus menunggu waktu yang lama. Sifat zalim ini termasuk dalam sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT. Oleh karena itu, setiap umat Islam harus menjauhi sifat zalim. Dengan beribadah kepada Allah SWT dan mempelajari ayat-ayat Allah, meningkatkan keimanan kita dan memperbanyak ilmu yang bersumber dari qur’an dan hadis. Orang yang zalim tidak sadar bahwa ia tengah menzalimi orang lain dan melakukan perbuatan yang dilarang Allah Swt. Mereka yang melakukan kezaliman pun juga lupa bahwa mereka kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang telah diperbuatnya.
#artikel #orangyangzalim #peebuatantercela #angkuh #sifatburuk #zalim #takabur #sombong #ghibah #novmi #semaunya #kerashati #iri #mabifoundation #kalibaru #cilincing #jakartautara