Manusia itu serakah. Pernyataan ini jelas tak terpungkiri, dan sejak lama telah teridentifikasi. Keserakahan sebagai bentuk perilaku tidak pernah merasa cukup atas segala nikmat yang telah didapatkan. Keserakahan dalam diri manusia tidak akan pernah hilang, sampai ia terbaring di sebelah ajal. Keserakahan itu juga berasal dari pikiran kita sendiri yang selalu ingin kita puaskan, tapi kita tak pernah merasa puas. Semakin berusaha untuk memuaskan keinginan pikiran kita, semakin kita tak mensyukuri atas apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita.
Apalagi yang diinginkan dalam hidup selain merasa bahagia? Sejatinya kebahagiaan bisa dirasakan tanpa syarat. Kamu tidak harus memiliki harta dan kekayaan berlimpah. Atau pekerjaan dengan jabatan yang dianggap mengesankan. Tetapi sebagai manusia kita sering dihadapkan dengan rasa kurang dan kurang. Inilah yang dinamakan dengan sifat serakah. Kamu harus tahu jika sosok serakah tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Salah satunya terkait rasa berkecukupan. Meskipun sudah dikaruniai banyak rezeki, tapi masih menginginkan lebih dan lebih. Seolah yang dimiliki saat ini jauh dari kata cukup.
Serakah adalah bisa dianggap sebagai penyakit hati yang dapat menjangkiti siapa saja. Serakah membuat seseorang terus mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Hasrat yang tak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak harta seringkali mengaburkan nilai-nilai kehidupan yang lebih penting seperti kebahagiaan, kedamaian, dan keadilan. Sifat yang tak pernah puas dengan apa yang dimiliki, dan bagaimana hal ini memengaruhi keseimbangan dalam kehidupan. Serakah, atau persamaannya loba, tamak, atau rakus, telah lama menjadi bagian dari eksistensi manusia. Keinginan untuk memburu kepentingan diri dan hasrat menguasai adalah memang sifat dasar dari manusia tanpa terkecuali.
Manusia yang bijaksana ialah manusia yang mencari kenikmatan sebesar-sebesarnya di dunia ini. Ironisnya, demi pencapaian itu, manusia harus rela melepaskan segala norma, susila dan etika bahkan bila perlu agama yang membelenggu.Banyak orang yang tidak sadar didominasi oleh sifat serakah. Bahkan tindak-tanduknya sudah merugikan orang lain. Namun ia tidak mau tahu atas hal tersebut. Sifat buruk seperti ini tidak perlu kita tiru, karena bisa membawa penyesalan di kemudian hari. Sudah selayaknya kamu tahu, manusia serakah semakin jauh dari kebahagiaan hidup. Rasa haus akan kekurangan yang tidak ada habisnya menuntun ke dalam kegelisahan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّا رَ نَبَا تُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰ خِرَةِ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 20)
Sosok serakah hatinya dipenuhi kegelisahan. Perasaan kekurangan dan takut tidak cukup membuat hidup terasa kacau. Pada akhirnya sisi kenyamanan yang dirasakan memudar. Ia memang memiliki banyak harta berlimpah, tapi kehidupan yang dijalani terasa penuh beban. Dunia modern yang serba cepat ini, serakah sering kali mendorong setiap manusia untuk terus mengejar kesuksesan material. Namun, penting untuk mengevaluasi ulang nilai-nilai yang dianut dan mencari keseimbangan antara pencapaian materi dan kebahagiaan sejati. Kesadaran akan bahaya serakah adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih bermakna dan berkelimpahan.
Seseorang yang merasa bahagia pasti puas dengan kehidupannya. Terlepas dari suka duka yang dijalani namun tetap merasa bersyukur. Tetapi kamu perlu tahu jika dalam kehidupan ini juga ada sifat serakah. Kita harus mampu membentengi diri dari pengaruh sifat buruk tersebut. Karena yang namanya sifat serakah bisa merusak kebahagiaan hidup. Kamu harus paham jika sosok serakah tidak pernah merasakan kepuasan. Hatinya selalu merasa kurang dan takut tidak cukup dengan rezeki yang dimiliki. Padahal porsi rezeki sudah ada yang menjamin. Sebagai manusia kita harus mensyukuri dan belajar mengelolanya dengan baik. Bukan memanjakan perilaku serakah.
Tujuan utama manusia hidup di dunia ini adalah bukan hanya untuk mengumpulkan harta sampai berlimpah-limpah. Tapi marilah kita berusaha untuk memperbaiki diri kita sendiri dan berdakwah untuk memperbaiki diri orang yang belum baik. Karena sebaik baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain. Mari lah kita sama sama untuk sadar bahwa dunia ini hanya sementara, mari bersyukur atas anugerah telah kita terima. Marilah kita hidup dengan kesederhanaan. Hidup dengan penuh keikhlasan, kepasrahan dan rasa syukur, agar hidup yang kita lalui terasa indah dan bertebar berkah.
#sifatmanusia #serakah #tamak #tidakbersyukur #kemewahan #tidakpuas #dasarmanusia #artikel #novmi #mabifoundation #kalibaru #cilincing #jakartautara