Ikhlas itu apa sih? Kenapa kita harus ikhlas? Kita menunjukkan keikhlasan saat melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji, diakui, atau dibalas. Ia adalah amalan hati yang tak terlihat, tapi nilainya besar di sisi-Nya. Karena hanya dengan itulah amal kita bernilai ibadah, bukan sekadar rutinitas kosong. Tanpa ikhlas, kebaikan bisa jadi sekadar pencitraan. Tapi dengan begitu, hal sekecil apapun bisa menjadi ladang pahala yang luar biasa.
Ternyata, ikhlas itu bukan soal tidak dilihat orang. Tapi tentang bagaimana hati kita tetap lurus meskipun dilihat. Bukan tentang menyembunyikan amal, tapi menjaga hati agar tidak terkotori harapan duniawi. Dan jujur saja, itu tidak mudah.
Lantas, apakah ikhlas itu mudah? Tidak mudah. Ikhlas bukan hal yang datang begitu saja saat kita berbuat kebaikan. Kita perlu membentuknya secara perlahan, melalui ujian, kesabaran, dan kejujuran terhadap diri sendiri. Terkadang, kita merasa telah tulus, namun hati kita goyah saat menerima pujian atau merasa kecewa ketika tidak mendapat penghargaan. Bahkan niat yang paling sederhana pun bisa tercampur harapan-harapan duniawi. Tapi justru karena itu berat, pahalanya pun besar. Dan saat kita terus berusaha menjaga niat agar tetap lurus, di situlah kita sedang menempuh jalan menuju kedekatan sejati dengan Allah.
Satu hal yang menenangkan tentang ikhlas yaitu Allah tahu. Bahkan ketika tidak ada satu pun manusia yang melihat kebaikan kita, Allah tahu. Bahkan ketika niat kita sempat goyah, tapi kita coba luruskan lagi Allah akan tetap tahu. Dan bukankah itu sudah cukup untuk membuat hati tenang? Bahwa semua usaha kita baik kecil, tersembunyi, tak selalu sempurna itu tidak pernah sia-sia di hadapan-Nya. Maka biarlah amal kita tetap sederhana, tapi niatnya tulus. Biarlah tak terlihat manusia, asalkan tercatat di sisi Allah. Karena pada akhirnya, hanya penilaian-Nya yang benar-benar berarti.